Selasa, 21 Mei 2013

Kapan Kah Hari Matematika itu ?


Buat mereka yang sebatas mengenal matematika, pi adalah konsep sederhana yang mengaitkan keliling setiap lingkaran dengan diameternya. Kalikan diameter dengan pi, akan didapat besaran keliling lingkaran. “Besar pi itu 22/7 atau 3,14,” kata Andito, siswa sekolah dasar di Tangerang.
Tapi kisah ini lebih dari sekadar belajar konstanta dalam rumus mencari keliling lingkaran. Ini tentang kerumitan yang misterius sekaligus kesederhanaan yang mengagumkan. Sekelompok orang bahkan bisa sangat terobsesi kepadanya: sebuah angka yang teruntai acak hingga lebih dari satu triliun digit panjangnya. 3,14159….
Sekali setahun, setiap tanggal pada hari ini (14 Maret atau 3.14) bertepatan dengan ulang tahun Albert Einstein, kelompok itu menyempatkan diri berkumpul. Mereka biasanya akan berdiskusi, menggelar kontes mengingat panjang digitnya, sampai memparodikannya seperti menyantap pie bersama.
Profesor fisika, Yohanes Surya, pernah ikut merayakannya di Jepang beberapa tahun lalu. Saat itu ia terlibat dalam kontes mengalunkan musik dari untaian digit pi. “Misalnya 3 jadi mi dan 1 adalah do,” katanya. “Jadinya bagus juga.”
Yohanes lalu pernah mencoba membumikan kegiatan serupa di kampus Universitas Pelita Harapan. “Waktu itu bertepatan dengan Olimpiade Fisika Asia di Indonesia,” katanya.
Di Amerika. setidaknya ada dua tempat di mana akan terdengar seruan-seruan Happy Pi Day itu: Exploratorium, San Francisco, dan kampus Massachusetts Institute of Technology. Khusus pada hari ini, pi bukan lagi monopoli para kutu buku matematika.
Akira Haraguchi, dokter berusia 60 tahun di Jepang, misalnya. Hari ini menjadi perayaan untuk kemampuannya menghafal deretan angka-angka yang menyusun pi sampai 100 ribu desimal. Butuh 16 jam untuknya menuliskan seluruh angka itu.
Sayang, Haraguchi tidak membukukan kemampuannya itu sebagai rekor dunia. Guinness Book of Record saat ini hanya mencatat Chao Lu, mahasiswa kimia di Cina, sebagai pemilik rekor dunia karena mampu menyebut secara tepat 67.890 digit pi selama 24 jam pada 2005. Saat itu Chao Lu butuh 26 video sebagai bukti.
Lalu ada orang-orang seperti Marc Umile. Sekitar 12 tahun lalu, semasa masih bekerja sebagai penjaga pintu di opera house, Umile iseng membaca buku matematika dan berkenalan dengan pi.
Dia bermimpi menggubah deretan angka-angkanya menjadi alunan nada. Obsesi itu dia rintis mulai 2004 ketika merekam digit pi dengan tape recorder. Selama ribuan jam, hingga 2006, Umile membubuhkan nada-nada: beberapa tinggi, yang lain rendah. Dia lalu mendengarkannya dengan cermat.
“Setiap menjelang dan sepulang kerja. Di sela-sela istirahatku dan di kala jeda makan siang. Bahkan hingga saya mandi,” katanya. “Mungkin 40 persen waktuku selama itu selalu mengenakan earphone.” Total, 12.887 digit pi telah dia gubah.
Mike Keith, insinyur komputer di Virginia, beda lagi. Keith menulis kumpulan puisi cinta terdiri atas 4.000 karakter. Jumlah huruf dalam setiap kata, yang menyusun bait-bait puisinya itu, sama dengan digit yang menyusun pi. Bagian pertama kumpulan puisi itu ditulisnya begini, One: A Poem: A Raven. Itu dia terjemahkan sebagai 3-1-4-1-5.
Menurut Keith, dia hanya orang yang gila pi atau “pi nut”. Di dalam benaknya sudah terpatri 100 digit pi. “Putriku sampai 50,” katanya sambil menambahkan, “Ia baru berusia 15 tahun.”
Hari (Rabu) ini, 3-14, kebanyakan pada pukul 01.59 siang waktu setempat, Keith dan para pemuja pi lainnya akan meraih momentum. Umile, misalnya, mulai percaya diri dengan apa yang dia kerjakan dan siap tampil di televisi. Ia telah melatih ingatannya terhadap 10 ribu digit bilangan itu.
Lucunya, bagi seorang Umile, ia justru sering kali tak hafal nomor teleponnya sendiri. Begitu juga dengan nomor rekeningnya. “Pernah nomor itu berawalan 6-1-4, tapi yang saya tuliskan 3-1-4,”
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar